Rabu, 23 Mei 2012

biji kangkung darat


Pembuatan bibit Kangkung Darat
1. Pembibitan
Bibit tanaman kangkung darat (Ipomoea reptana) berasal dari kangkung muda dengan karakteristik batang besar, daun besar dan bagus ditanam dengan cara stek batang. Bibit harus sesuai dengan lahan (air atau darat), kangkung darat tidak cocok ditanam di air.

2. Persiapan Lahan pembibitan (bedengan)
Dua minggu sebelum penanaman, tanah diolah dan dicampur pupuk kandang atau pupuk kompos 10 ton/ha dan diberi urea 1 kuintal/ha. Dibuat bedengan dengan lebar 0,8-1,2 m, panjang 3-5 m, dalam 15-20 cm dan jarak antar bedeng 50 cm (ukuran tergantung keadaan lahan yang tersedia) atau dimana saja asalkan tidak tergenang air

3.  Transplanting
Untuk penanaman tanaman kangkung darat dari benih, benih disebar dalam baris-baris berjarak 5×5 cm. Jarak lubang tanam 20×20 cm, sedalam 5 cm. Untuk kangkung darat sebaiknya bibit ditanam pada sore hari.Bisa juga langsung disebar merata kemudian ditutup dengan sekam atau jerami padi. Agar terhindar dari terik matahari secara langsung. Sirami jangan sampai media tanam kering.

3. Penanaman
Untuk penanaman diusahakan dengan baris-baris jarak 40 x 60, tiap tanam beri 2-3 batang kangkung yang telah di cabut dari bedengan setelah bibit berumur 2-3 minggu.

4.  Pemeliharaan
  • Penyulaman. Penyulaman dilakukan jika ada tanaman kangkung yang terkena serangan penyakit dengan mengganti bibit yang umurnya sama. Penyulaman dilakukan satu minggu setelah tanam.
  • Penyiangan. Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali atau disesuaikan dengan adanya gulma.
  • Pemupukan Tambahan. Pupuk susulan yaitu 100-250 kg/ha urea dan 10-20 ton/ha  selama 2 minggu pertama, dengan cara dicampur dengan air kemudian disiram pada pangkal tanaman dengan emrat. Jika pemupukan dengan cara ditebar, jangan sampai butir pupuk mengenai daun karena dapat menyebabkan daun layu. Agar pertumbuhan subur, sebaiknya seminggu setelah atau sesudah panen, tanaman dipupuk urea kembali.
  • Penyiraman. Tanaman kangkung darat diperlukan penyiraman yang teratur yaitu dua kali sehari pada pagi dan sore hari, terutama pada musim kemarau.
  • Pengendalian HPT.

  1. Penyakit jamur yang lazim menyerang tanaman kangkung adalah karat putih (Albugo Ipomoea panduratae) yang peka terhadap Dithane M-45 atau Benlate.
  2. Hama ulat putih ditanggulangi dengan pemberian 2 cc/l air Baysudin.
  3. Ulat daun ditanggulangi dengan pemberian 2 cc/l air Insektisida Diazinon 60 EC.
  4. Serangga pemakan daun dikendalikan dengan penyemprotan senyawa organofosfat jauh sebelum pemanenan
  5. Ketika penyemprotan pestisida sebaiknya lahan dikeringkan selama 4-5 hari, kemudian diari kembali.


5.  Panen Dan Pasca panen
Panen. Panen dilakukan sore hari, dengan ciri batang besar dan berdaun lebar. Panen dapat dilakukan pada bulan ke 4 setelah tanam Cara memanen menggunakan alat pemotong, pangkas batangnya dengan tanpa menyisakan. Biarkan kankung tersebut hingga kering sampai 14-16 hari pengeringan ini tergantung dari cuaca. Batang kangkung yang sudah dirasa kering kemudian dikumpulkan dan di pronto untuk diambil bijinya. Secara komersial pertanaman kangkung menghasilkan sekitar 2-4 ton/ha sepanjang beberapa panenan berturut-turut atau sekitar 4 kg/tahun/10 m2. Dengan harga berkisar 10.000 – 13.000/ kg. kemudian limbah batang kangkung juga bias dijual dengan harga berkisar 500 -1000/ kg